Definisi Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian kelas dalam masyarakat berdasarkan
kriteria tertentu, baik menurut agama, pendidikan, status ekonomi,
keturunan dan lain-lain. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan
kelas sosial adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah
lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas
yang rendah ”.
Menurut Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan
“social and economic groups constituted by a coalesence of economic,
occupational, and educational bonds”. Artinya adalah bahwa konsep kelas
melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan, diantaranya adalah ekonomi,
pekerjaan dan pendidikan yang saling berkaitan. Jeffries mengemukakan
bahwa ekonomi bukanlah satu-satunya dasar yang dijadikan pedoman untuk
mengklasifikasikan adanya kelas sosial, akan tetapi ketiga dimensi
diatas mempunyai keterikatan yang erat. Contohnya adalah orang yang
mempunyai ekonomi yang bagus (kaya) belum tentu mempunyai pendidikan
yang bagus (sarjana). Menurut Jeffries pendidikan dan pekerjaan juga
merupakan aspek penting dari kelas, karena pendidikan sering menjadi
prasyarat untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak.
Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun
pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat.
Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus
membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau
Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai untuk
menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial adalah sekelompok manusia
yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
P.J. Bouman, menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa Belanda
disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara
hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istemewa tertentu dan menuntut
gengsi kemasyarakatan.
Strata social/kelas sosial adalah suatu strata (lapisan) orang-orang
yang berkedudukan sama dalam kontinum (rangkaian kesatuan) status
sosial.
Kedudukan seseorang dalam kelas sosial tertentu akan nampak dari
bagaimana ia diperlakukan dan penghormatan yang diberikan orang lain
terhadap dirinya. Kedudukan sosial seorang pimpinan perguruan tinggi
Berdasarkan status secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang
dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya
berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada
dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain :
– pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
– pejabat legislatif, dan
– pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
- Kelas Sosial Atas (perwira), yaitu dari pangkat Kapten hingga Jendral
- Kelas sosial menengah (Bintara), yaitu dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
- Kelas sosial bawah (Tamtama), yaitu dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala Pengertian Status Sosial Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosialnya masing-masing.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Atau dalam kehidupan bermasyarakat ada perbedaan perlakuan antara
orang yang terkenal kaya raya dengan orang yang biasa-biasa saja dalam
hal finansial. Biasanya orang yang terkenal kaya raya akan diperlakukan
lebih hormat dibandingkan dengan orang yang biasa-biasa saja dalam hal
finansialnya.
Cara-cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut :
- Ascribed Status, yaitu adalah keuddukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
- Achieved Status, yaitu adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb.
- Assigned Status, yaitu merupakan kombinasi dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha.
Perilaku konsumen sangatlah komplek dan dipengaruhi oleh dua faktor,
yakni dakator lingkungan atau eksternal dan pribadi atau internal.
Perkembangan jaringan atau perusahaan di pengaruhi oleh pemahaman
perusahaan tentang perilaku konsumen. Semakin perusahaan memahami
perilaku konsumen semakin tepat strategi yang digunakan untuk menarik
konsumen.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh
anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan
para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka
merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih
rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam
berbagai kategori yang luas, seperti ukuran subjektif, ukuran reputasi,
dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial,
ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan
perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari
anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada kalangan kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apakah itu untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal. Eksklusifitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada kalangan kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apakah itu untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya. Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas sosial mana seseorang berasal. Eksklusifitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas sosial tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas sosial dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas sosial bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang akan terlibat dalam beberapa kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
a. Faktor Pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan daur hidupnya, pekerjaannya, kondisi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
b. Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh 4 faktor psikologis utama, yaitu motivasi, persepsi belajar, kepercayaan dan sikap. Motivasi seperti yang diterangkan oleh teori Robert Maslow “Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri)”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial mencakup dalam berbagai kategori berikut :
1. Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2. Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
1. Ukuran Subyektif
Dalam pendekatan subyektif untuk mengukur kelas sosial, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing. Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya.
2. Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
3. Ukuran Obyektif
Berbeda dari metode subjektif dan reputasi, yang mengharuskan orang memimpikan kedudukan kelas mereka sendiri atau kedudukan para anggotanya.
SUMBER :
http://arie-dwiputra.blogspot.com/2012/09/pengaruh-kelas-sosial-dan-status.htmlhttp://who21.wordpress.com/2015/01/04/pengaruh-kelas-sosial-dan-status-sosial-terhadap-perilaku-konsumen/
http://sheilynurfajriah.blogspot.com/2013/01/pengaruh-kelas-sosial-dan-status-sosial.html
https://gloriacharlotte.wordpress.com/2015/01/11/pengaruh-kelas-sosial-dan-status-terhadap-pembelian-konsumen/